Selasa, 14 Januari 2014

MICRO-MOON, MALAM INI BULAN PURNAMA BERDIAMETER TERKECIL TAHUN 2014

                                       Perbandingan Super-moon (Oktober 2007) dan Micro-moon (April 2007)

Micro-moon, bulan purnama terkecil tahun 2014 datang menyapa kita malam ini, tanggal 15-16 Januari 2014.
          Micro-moon ini, berada sekitar 50.000 kilometer (30.000 mil) lebih jauh dari bumi dibandingkan dengan super-moon pada bulan purnama 10 Agustus 2014 mendatang.
          Di setiap tempat di permukaan bumi, bulan akan tampil penuh sepanjang malam, selama pandangan tidak terganggu awan. Menerangi malam hari sejak senja hari rabu hingga fajar hari kamis.
          Seperti biasanya setiap bulan purnama, rembulan di Januari 2014 ini terbit dari arah yang berlawanan dengan terbenamnya matahari, dan terbenam berlawanan saat matahari terbit. Dengan kalimat lain, pada saat matahari tenggelam di sisi barat bumi, bulan purnama muncul di sisi timur dan sebaliknya, bulan purnama akan tenggelam di sisi barat bumi bebarengan dengan munculnya matahari esok hari.

Micro-moon akan kembali lagi sekitar 48 hari mundur pada tahun berikutnya. Hal ini berarti bahwa pada tahun 2015, bulan purnama terkecil tahun itu akan datang pada tanggal 5 Maret 2015. Pada tahun 2016, akan datang pada 22 April. Sementara pada tahun 2017, bulan purnama terkecil tahun itu akan datang pada tanggal 9 Juni. Begitu seterusnya.

Apa sih micro-moon itu? Sebelumnya sering disebutkan bahwa bulan purnama terkecil dalam suatu tahun sebagai lunar-apogee. Penggunaan istilah micro -moon sendiri baru belakangan ini saja dipakai.
          Tetapi istilah micro-moon tampaknya lebih bisa diterima masyarakat umum, mungkin karena pengucapan dan mengingatnya lebih mudah daripada lunar-apogee.
          Sementara istilah lunar-apogee itu sendiri berarti titik terjauh dari bumi dalam peredaran bulan sebagai satelit bumi. Seperti kita ketahui bersama bahwa orbit bulan terhadap bumi berbentuk elips, bukan lingkaran.
          Setiap bulan kalender, rembulan mengedar ke lunar-apogee, titik terjauh dalam orbitnya, lalu kemudian dua minggu berikutnya mengedar ke lunar-perigee, yaitu titik terdekat dengan bumi dalam orbit bulan.



Lalu apa itu super-moon?
Secara sederhana, super-moon adalah keadaan sebaliknya dari micro-moon tersebut, dimana bulan purnama terjadi pada saat posisi bulan paling dekat dengan bumi.
          Setiap bulan, selama tujuh bulan ke depan, bulan purnama akan datang lebih dekat dan lebih dekat lagi ke bumi. Jadi, bulan purnama ketujuh setelah micro-moon Januari 2014 akan menampilkan purnama yang paling super. Super-moon tahun ini akan terjadi pada tanggal 10 Agustus 2014. Pada saat itu, bulan terbesar tahun ini akan berjarak hanya 356.896 kilometer (221.765 mil) dengan bumi, sekitar 50.000 kilometer (30.000 mil) lebih dekat daripada malam ini, micro-moon.
          Coba kita bandingkan super-moon Agustus esok dengan kehebohan informasi tentang super-duper-moon yang terjadi pada tanggal 19 Maret 2011 yang lalu. Pada saat itu jarak bulan dengan bumi mencapai 356.577 kilometer (221,567 mil). Hanya selisih 319 kilometer (198 mil) lebih dekat. Selisih yang tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan jarak bulan ke bumi pada tanggal 10 Agustus 2014 mendatang (super-moon).
          Tapi mengapa jadi heboh?  Saat itu dikatakan bahwa permukaan bulan akan tampak 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang. Tentu saja, karena hal itu dibandingkan dengan bulan purnama pada saat micro-moon, bukan dengan super-moon “biasa” yang selalu terulang setiap tahun.

Sekarang, kita tunggu dan nikmati dulu micro-moon, bulan purnama terkecil tahun ini, malam ini 15 Januari 2014 sampai esok pagi. Semoga cuaca bersahabat dengan kita.



That’s it!






Sources: earthsky.org, id.wikipedia.org, metahistory.org

Senin, 13 Januari 2014

MULUDAN. SAATNYA BELANJA (MAINAN)!!!



Dulu, duluuu..... sekali, itu yang terjadi.
          Puluhan tahun yang lalu, ketika umur belum lagi dua digit, ketika hampir setiap kali bangun tidur badan bau pesing, ketika ingus bisa ketarik sampai pipi, ketika menangis jadi rutinitas harian... saat MULUDAN (lebih banyak diucapkan: Mulutan) adalah momentum yang sangat saya tunggu selain, tentunya, lebaran.
          Mengapa sangat pantas ditunggu? Karena inilah saatnya belanja besar. Belanja mainan!
          Yang sangat saya suka bukan hanya karena banyaknya macam barang yang bisa saya beli, tapi yang lebih menyenangkan adalah, saya punya hak pilih dan hak untuk memutuskan beli ini itu maupun tidak.
          Hal itu bila dibandingkan belanja lebaran yang lebih banyak ke arah belanja sandang, di posisi mana saya hanya punya hak pilih, tanpa hak memutuskan. Karena orang tua pasti lebih paham yang pantas atau tidak.
          Tentu tidak semua mainan yang jadi target bisa terbeli. Selain karena tergantung kondisi keuangan keluarga, juga harus berbagi dengan lima saudara kandung yang lain.

Saat perhelatan tahunan itu tiba, Pasar Malam di Lapangan Pacarkeling menjadi tujuan utama saya bersaudara dan anak-anak lain yang tinggal di Kampung Gresikan, Surabaya Timur. Begitu juga anak-anak dari kampung lain sekitar Pacarkeling.
          Berjarak sekitar satu kilometer dari Gresikan, kami biasanya berjalan kaki melewati Kampung Jedong dan Kampung Jolotundo sebelum masuk Kampung Pacarkeling.
          Dan kami bisa beberapa kali mendatangi dalam rentang waktu buka pasar tersebut, yang kalau tidak salah satu bulan penuh, atau mungkin cuma dua minggu saja. Entahlah, waktu itu saya tidak terlalu memperhatikannya.
          Karena namanya pasar malam, tentu jam praktek para pedagangnya malam hari. Meski begitu sejak sore ba’da ashar sudah banyak pedagang yang menggelar dagangannya.
          Ya, kecuali penjual makanan, yang menjajakan dagangannya di atas meja atau rombong, kebanyakan pedagang mainan memang menggelar dagangannya di atas tanah beralaskan plastik. Lapangan itu memang tanpa rumput. Berdebu saat kemarau, becek ketika hujan.

Yang seru, karena Event Organisernya (entah siapa) tidak memberi fasilitas listrik, banyak pedagang yang masih memakai penerangan Lampu Minyak Tanah atau disebut juga Lampu Teplok alias Ublik, sehingga suasana pengenalan produk sampai transaksi cenderung remang-remang.
          Sementara pedagang yang punya modal lebih, menggunakan penerangan Lampu Petromax atau disebut juga StrongKing (nama merk).

Saking banyaknya mainan yang dijual di pasar malam saat itu, kalau sekarang dibuat daftarnya, bisa jadi seperti ini:
  • ·         Topeng  (berbahan) kertas.
  • ·         Pedang-pedangan.
  • ·         Theng-thengan (Ciluk).
  • ·         Kapal othok-othok.
  • ·         Truk dari kayu.
  • ·         Yoyo kayu.



          Lho, kok cuma enam macam? Ternyata tidak terlalu banyak juga ya. (Sepertinya kesetiaan daya ingat saya sudah berkurang)
          Eits... masih ada mainan Muludan lain, tapi yang ini untuk anak wanita:
  • ·         Perabotan rumah tangga mini dari kayu.
  • ·         Peralatan masak mini.
  • ·         Perlengkapan tidur mini.


          Ada juga sih pedagang yang menjual mainan lain yang bukan khas Muludan, seperti:
  • ·         Pres.
  • ·         Gambar.
  • ·         Tulup.
  • ·         Kelereng.
  • ·         Ketapel.



Di lapangan yang sama bisa ditemukan juga hiburan Tong Setan, Komidi Putar, Sulap Potong Kepala. Tentu semua itu berbayar.
          Seingat saya, saat itu panggung dangdut megal-megol belum ada, jadi tidak banyak kasus perkelahian serius.

Kuliner? Kalau capek keliling, haus atau lapar bisa jajan juga sepuasnya. Ada almarhum Es Gronjong, almarhum Es Gandhul Tali Merang, almarhum Es Temulawak, almarhum Es Limun, almarhum Es Lilin, Es Cao.
          Makanan ringan ada Jajan Pasar, seperti Tiwul, Blendung, Klanting, Lapis, Gethuk...



That’s it!